China telah lama memiliki sikap hati-hati bahkan membatasi terhadap Aset Kripto, namun baru-baru ini sebuah berita besar kembali memicu pasar untuk mengikuti arah kebijakan moneter mereka. Menurut laporan setempat, China telah membongkar sebuah grup Pencucian Uang yang melibatkan jumlah uang hingga 140 juta RMB (sekitar 19,3 juta USD) dalam Bitcoin. Tokoh sentral dari kasus ini adalah mantan karyawan sebuah platform video di distrik Haidian, yang menyalahgunakan wewenangnya dengan memindahkan dana ke pertukaran Aset Kripto offshore melalui bonus palsu dan perusahaan hantu, dan akhirnya mencuci uang menjadi Bitcoin. Peristiwa ini tidak hanya mengungkapkan metode baru dalam Pencucian Uang aset digital, tetapi juga memicu kekhawatiran tentang apakah posisi Aset Kripto China akan memburuk akibat hal ini.
I. Metode Operasi Kelompok Pencucian Uang: dari Korupsi Internal hingga Pencucian Uang Lintas Batas
Tokoh utama dalam kasus ini adalah seorang mantan karyawan dari sebuah platform video di Distrik Haidian. Jaksa menuduh bahwa karyawan tersebut menyalahgunakan kendali atas program penghargaan internal, membocorkan data perusahaan, dan memanipulasi proses aplikasi, mengalirkan hadiah palsu sebesar 140 juta yuan (sekitar 19,3 juta dolar AS) ke jaringan pemasok palsu yang dioperasikan oleh rekannya.
Penjahat mendirikan perusahaan fiktif untuk menerima dana, menghindari kontrol internal, dan memalsukan dokumen untuk menutupi jejak. Selanjutnya, dana yang dicuri dipindahkan ke delapan pertukaran aset kripto offshore, ditukarkan menjadi Bitcoin dan aset digital lainnya. Untuk menutupi jejak, pelaku menggunakan layanan pencampuran koin, yang merupakan metode umum pencucian uang kripto, dan kemudian menukarkan sebagian aset menjadi Renminbi dan menyembunyikannya di akun pribadi.
Para penyelidik berhasil memecahkan aliran dana dengan menggunakan teknologi forensik digital dan berhasil menyita lebih dari 90 Bit, yang saat ini bernilai sekitar 11 juta dolar. Tersangka juga dijatuhi hukuman atas kejahatan penggelapan dana publik, dengan hukuman penjara berkisar antara 3 tahun hingga 14,5 tahun.
Dua, Pencucian Uang Aset Kripto: Dampak Potensial terhadap Industri Lokal
Meskipun insiden ini pada dasarnya adalah kasus korupsi, penggunaan enkripsi untuk Pencucian Uang sekarang memicu masalah yang lebih luas, yaitu potensi dampaknya terhadap industri lokal.
China telah lama memiliki sikap hati-hati, bahkan membatasi terhadap aset digital. Sejak penerapan larangan total pada tahun 2021, perdagangan, penambangan, dan kegiatan terkait telah dibatasi. Beberapa minggu yang lalu, tim proyek pencegahan dan penanganan kegiatan keuangan ilegal Shenzhen mengeluarkan peringatan publik tentang meningkatnya aktivitas penipuan aset digital. Pejabat menekankan bahwa kasus penipuan yang melibatkan token yang terikat pada renminbi meningkat pesat, dengan beberapa operator yang tidak memiliki izin memanfaatkan istilah panas aset kripto untuk menarik investor, melakukan pencucian uang, dan melakukan pengumpulan dana ilegal.
Meskipun baru-baru ini muncul desas-desus bahwa lembaga pengatur sedang mempertimbangkan kembali sebagian dari sikap keras mereka untuk menanggapi meningkatnya minat terhadap stablecoin di kawasan tersebut, kasus-kasus seperti penipuan senilai 20 juta dolar ini dapat memperlambat proses tersebut dan mungkin mendorong pengenalan regulasi yang lebih ketat, sehingga memberikan tekanan pada industri lokal.
Tiga, Sikap dan Arah Kebijakan Lembaga Pengawas
Otoritas pengawas belum memberikan komentar tentang tindakan penegakan ini, apakah kasus ini atau bagaimana bisa memicu perubahan kebijakan masih perlu diamati. Namun, melihat sikap hati-hati pemerintah China yang konsisten terhadap Aset Kripto, kasus ini kemungkinan akan memperkuat pengawasan mereka terhadap aset digital, terutama dalam hal Pencucian Uang dan penanggulangan penggalangan dana ilegal.
Kesimpulan:
Kasus China membongkar kelompok pencucian uang Bitcoin senilai 20 juta dolar AS sekali lagi menyoroti risiko penyalahgunaan aset kripto dalam kegiatan ilegal. Peristiwa ini tidak hanya berdampak pada industri aset kripto domestik di China, tetapi juga dapat mempengaruhi posisi keseluruhan pemerintah China terhadap aset digital. Ke depan, apakah pemerintah China akan mengeluarkan kebijakan regulasi yang lebih ketat sebagai akibatnya, akan menjadi fokus perhatian pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Tiongkok mengungkap kasus pencucian uang Bitcoin senilai 20 juta dolar: Apakah aset kripto akan menghadapi regulasi yang lebih ketat di Tiongkok?
China telah lama memiliki sikap hati-hati bahkan membatasi terhadap Aset Kripto, namun baru-baru ini sebuah berita besar kembali memicu pasar untuk mengikuti arah kebijakan moneter mereka. Menurut laporan setempat, China telah membongkar sebuah grup Pencucian Uang yang melibatkan jumlah uang hingga 140 juta RMB (sekitar 19,3 juta USD) dalam Bitcoin. Tokoh sentral dari kasus ini adalah mantan karyawan sebuah platform video di distrik Haidian, yang menyalahgunakan wewenangnya dengan memindahkan dana ke pertukaran Aset Kripto offshore melalui bonus palsu dan perusahaan hantu, dan akhirnya mencuci uang menjadi Bitcoin. Peristiwa ini tidak hanya mengungkapkan metode baru dalam Pencucian Uang aset digital, tetapi juga memicu kekhawatiran tentang apakah posisi Aset Kripto China akan memburuk akibat hal ini.
I. Metode Operasi Kelompok Pencucian Uang: dari Korupsi Internal hingga Pencucian Uang Lintas Batas
Tokoh utama dalam kasus ini adalah seorang mantan karyawan dari sebuah platform video di Distrik Haidian. Jaksa menuduh bahwa karyawan tersebut menyalahgunakan kendali atas program penghargaan internal, membocorkan data perusahaan, dan memanipulasi proses aplikasi, mengalirkan hadiah palsu sebesar 140 juta yuan (sekitar 19,3 juta dolar AS) ke jaringan pemasok palsu yang dioperasikan oleh rekannya.
Penjahat mendirikan perusahaan fiktif untuk menerima dana, menghindari kontrol internal, dan memalsukan dokumen untuk menutupi jejak. Selanjutnya, dana yang dicuri dipindahkan ke delapan pertukaran aset kripto offshore, ditukarkan menjadi Bitcoin dan aset digital lainnya. Untuk menutupi jejak, pelaku menggunakan layanan pencampuran koin, yang merupakan metode umum pencucian uang kripto, dan kemudian menukarkan sebagian aset menjadi Renminbi dan menyembunyikannya di akun pribadi.
Para penyelidik berhasil memecahkan aliran dana dengan menggunakan teknologi forensik digital dan berhasil menyita lebih dari 90 Bit, yang saat ini bernilai sekitar 11 juta dolar. Tersangka juga dijatuhi hukuman atas kejahatan penggelapan dana publik, dengan hukuman penjara berkisar antara 3 tahun hingga 14,5 tahun.
Dua, Pencucian Uang Aset Kripto: Dampak Potensial terhadap Industri Lokal
Meskipun insiden ini pada dasarnya adalah kasus korupsi, penggunaan enkripsi untuk Pencucian Uang sekarang memicu masalah yang lebih luas, yaitu potensi dampaknya terhadap industri lokal.
China telah lama memiliki sikap hati-hati, bahkan membatasi terhadap aset digital. Sejak penerapan larangan total pada tahun 2021, perdagangan, penambangan, dan kegiatan terkait telah dibatasi. Beberapa minggu yang lalu, tim proyek pencegahan dan penanganan kegiatan keuangan ilegal Shenzhen mengeluarkan peringatan publik tentang meningkatnya aktivitas penipuan aset digital. Pejabat menekankan bahwa kasus penipuan yang melibatkan token yang terikat pada renminbi meningkat pesat, dengan beberapa operator yang tidak memiliki izin memanfaatkan istilah panas aset kripto untuk menarik investor, melakukan pencucian uang, dan melakukan pengumpulan dana ilegal.
Meskipun baru-baru ini muncul desas-desus bahwa lembaga pengatur sedang mempertimbangkan kembali sebagian dari sikap keras mereka untuk menanggapi meningkatnya minat terhadap stablecoin di kawasan tersebut, kasus-kasus seperti penipuan senilai 20 juta dolar ini dapat memperlambat proses tersebut dan mungkin mendorong pengenalan regulasi yang lebih ketat, sehingga memberikan tekanan pada industri lokal.
Tiga, Sikap dan Arah Kebijakan Lembaga Pengawas
Otoritas pengawas belum memberikan komentar tentang tindakan penegakan ini, apakah kasus ini atau bagaimana bisa memicu perubahan kebijakan masih perlu diamati. Namun, melihat sikap hati-hati pemerintah China yang konsisten terhadap Aset Kripto, kasus ini kemungkinan akan memperkuat pengawasan mereka terhadap aset digital, terutama dalam hal Pencucian Uang dan penanggulangan penggalangan dana ilegal.
Kesimpulan:
Kasus China membongkar kelompok pencucian uang Bitcoin senilai 20 juta dolar AS sekali lagi menyoroti risiko penyalahgunaan aset kripto dalam kegiatan ilegal. Peristiwa ini tidak hanya berdampak pada industri aset kripto domestik di China, tetapi juga dapat mempengaruhi posisi keseluruhan pemerintah China terhadap aset digital. Ke depan, apakah pemerintah China akan mengeluarkan kebijakan regulasi yang lebih ketat sebagai akibatnya, akan menjadi fokus perhatian pasar.