Penelitian tentang Pengaruh Model Bahasa Besar terhadap Kemampuan Kognitif
Dengan penerapan luas produk model bahasa besar (LLM) di seluruh dunia, kelebihan dan keterbatasannya semakin terlihat. Baru-baru ini, sebuah penelitian mendalam mengeksplorasi pengaruh penggunaan LLM dalam menulis di lingkungan pendidikan terhadap kemampuan kognitif.
Penelitian selama 4 bulan ini melibatkan 54 peserta yang dibagi menjadi tiga kelompok: menggunakan LLM, menggunakan mesin pencari, dan hanya mengandalkan otak. Selama penelitian, peserta diminta untuk menyelesaikan tugas menulis artikel tentang berbagai tema dalam waktu terbatas. Peneliti merekam aktivitas otak peserta menggunakan elektroensefalografi (EEG), mengevaluasi keterlibatan dan beban kognitif mereka, serta melakukan analisis pemrosesan bahasa alami (NLP) dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang hanya mengandalkan otak menunjukkan variasi gaya penulisan yang lebih besar, sedangkan artikel kelompok LLM cenderung homogen. Dalam penggunaan entitas bernama tertentu (seperti nama orang, tempat, tahun, dll.), kelompok LLM menggunakan yang terbanyak, diikuti oleh kelompok mesin pencari, dan kelompok yang hanya mengandalkan otak menggunakan yang paling sedikit.
Dalam hal beban kognitif, para peneliti menggunakan metode fungsi pengiriman arah dinamis (dDTF) untuk mengukur. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan meningkatnya dukungan eksternal, tingkat keterhubungan otak secara sistematis menurun. Kelompok yang hanya mengandalkan otak menunjukkan koneksi jaringan saraf yang paling kuat dan luas, sementara kelompok yang dibantu LLM memiliki keterikatan keseluruhan yang terlemah.
Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa kelompok LLM memiliki rasa kepemilikan yang lebih rendah terhadap artikel mereka, dan mereka menunjukkan kinerja yang lebih buruk saat mengutip konten yang baru saja mereka tulis. Lebih dari 83% pengguna LLM tidak dapat mengutip artikel yang ditulis beberapa menit yang lalu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ketergantungan berlebihan pada LLM dapat menurunkan kemampuan kognitif, terutama bagi pengguna muda. Peneliti menyarankan bahwa sebelum LLM diakui secara luas sebagai bermanfaat bagi manusia, perlu dilakukan penelitian jangka panjang untuk memahami dampaknya terhadap otak manusia.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini belum melalui tinjauan sejawat. Ini tidak menyatakan bahwa LLM pada dasarnya berbahaya, tetapi memperingatkan orang agar tidak terlalu bergantung pada alat semacam ini, sambil mengabaikan pentingnya pemikiran mandiri dan usaha.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
21 Suka
Hadiah
21
4
Bagikan
Komentar
0/400
LightningAllInHero
· 07-19 23:31
ai juga berani meracuni otakku?
Lihat AsliBalas0
NftDeepBreather
· 07-19 23:26
Bercanda tetap bercanda, bergantung pada AI tidak ada bandingnya dengan bergantung pada diri sendiri.
Penelitian mengungkap: Penggunaan berlebihan model bahasa AI dapat mempengaruhi kemampuan kognitif manusia
Penelitian tentang Pengaruh Model Bahasa Besar terhadap Kemampuan Kognitif
Dengan penerapan luas produk model bahasa besar (LLM) di seluruh dunia, kelebihan dan keterbatasannya semakin terlihat. Baru-baru ini, sebuah penelitian mendalam mengeksplorasi pengaruh penggunaan LLM dalam menulis di lingkungan pendidikan terhadap kemampuan kognitif.
Penelitian selama 4 bulan ini melibatkan 54 peserta yang dibagi menjadi tiga kelompok: menggunakan LLM, menggunakan mesin pencari, dan hanya mengandalkan otak. Selama penelitian, peserta diminta untuk menyelesaikan tugas menulis artikel tentang berbagai tema dalam waktu terbatas. Peneliti merekam aktivitas otak peserta menggunakan elektroensefalografi (EEG), mengevaluasi keterlibatan dan beban kognitif mereka, serta melakukan analisis pemrosesan bahasa alami (NLP) dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang hanya mengandalkan otak menunjukkan variasi gaya penulisan yang lebih besar, sedangkan artikel kelompok LLM cenderung homogen. Dalam penggunaan entitas bernama tertentu (seperti nama orang, tempat, tahun, dll.), kelompok LLM menggunakan yang terbanyak, diikuti oleh kelompok mesin pencari, dan kelompok yang hanya mengandalkan otak menggunakan yang paling sedikit.
Dalam hal beban kognitif, para peneliti menggunakan metode fungsi pengiriman arah dinamis (dDTF) untuk mengukur. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan meningkatnya dukungan eksternal, tingkat keterhubungan otak secara sistematis menurun. Kelompok yang hanya mengandalkan otak menunjukkan koneksi jaringan saraf yang paling kuat dan luas, sementara kelompok yang dibantu LLM memiliki keterikatan keseluruhan yang terlemah.
Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa kelompok LLM memiliki rasa kepemilikan yang lebih rendah terhadap artikel mereka, dan mereka menunjukkan kinerja yang lebih buruk saat mengutip konten yang baru saja mereka tulis. Lebih dari 83% pengguna LLM tidak dapat mengutip artikel yang ditulis beberapa menit yang lalu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ketergantungan berlebihan pada LLM dapat menurunkan kemampuan kognitif, terutama bagi pengguna muda. Peneliti menyarankan bahwa sebelum LLM diakui secara luas sebagai bermanfaat bagi manusia, perlu dilakukan penelitian jangka panjang untuk memahami dampaknya terhadap otak manusia.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini belum melalui tinjauan sejawat. Ini tidak menyatakan bahwa LLM pada dasarnya berbahaya, tetapi memperingatkan orang agar tidak terlalu bergantung pada alat semacam ini, sambil mengabaikan pentingnya pemikiran mandiri dan usaha.