Raksasa fintech Asia berencana meluncurkan stablecoin

Sebuah anak perusahaan dari perusahaan teknologi finansial terkemuka di Asia sedang mempersiapkan peluncuran stablecoin di pusat keuangan utama Asia. Raksasa pemrosesan pembayaran ini sedang mencari cara baru untuk tumbuh di luar bisnis teknologi finansial tradisional.

Menurut laporan, anak perusahaan yang berbasis di Singapura ini berencana untuk segera mengajukan izin penerbitan stablecoin setelah Peraturan Stablecoin di Hong Kong mulai berlaku pada bulan Agustus. Sebagai bagian dari strategi ekspansi blockchain yang lebih luas, perusahaan ini juga berencana untuk mengajukan izin terkait di Singapura dan Luksemburg.

Langkah ini menandakan bahwa perusahaan tersebut secara resmi memasuki bidang cryptocurrency. Tahun lalu, perusahaan tersebut memproses volume transaksi global yang melebihi 1 triliun dolar, di mana sekitar sepertiga (sekitar 333 miliar dolar) diproses melalui platform berbasis blockchain-nya, yang menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki infrastruktur operasi aset digital yang matang.

Rencana stablecoin perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan layanan pembayaran lintas batas dan manajemen dana, memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi transfer dana. Saat ini, platform blockchain-nya mendukung berbagai aset tertokenisasi dari bank dan lembaga global, dan menggunakan teknologi komputasi privasi canggih termasuk enkripsi homomorfik dan sistem verifikasi multi pihak.

Momen ini menguntungkan bagi perusahaan untuk menangkap permintaan yang terus meningkat dari investor institusi terhadap stablecoin. Hingga Mei tahun ini, ukuran pasar stablecoin global telah mencapai 243 miliar USD. Hubungan kemitraan perbankan yang ada saat ini memberikan dasar yang kuat untuk operasi stablecoin, dengan lebih dari sepuluh bank utama global telah menjalin kemitraan. Minggu ini, perusahaan juga mengumumkan telah menjalin kemitraan strategis dengan salah satu bank besar Jerman untuk bersama-sama menyediakan solusi pembayaran dan layanan manajemen dana.

Bagi perusahaan tersebut, stablecoin merupakan perpanjangan alami dari bisnis manajemen keuangannya. Karena menangani transaksi besar untuk platform e-commerce perusahaan afiliasi dan pelanggan eksternal, bisnis ini telah menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar. Pendapatan departemen ini diperkirakan mendekati 3 miliar dolar AS pada tahun 2024, dan telah mencatatkan laba yang disesuaikan selama dua tahun berturut-turut.

Ekspansi ini terjadi pada saat perusahaan mencari pendorong pertumbuhan baru, sejak 2020, bisnis pinjaman online mereka di Tiongkok telah terpengaruh oleh pembatasan peraturan. Departemen internasional ini telah membentuk struktur dewan independen untuk mempersiapkan kemungkinan pemisahan dan IPO. Beberapa analis memperkirakan bahwa valuasi bisnis ini di Hong Kong dapat berada di antara 8 miliar hingga 24 miliar dolar.

Perusahaan ini memasuki bidang stablecoin, sejalan dengan tren di mana perusahaan-perusahaan besar di bidang keuangan dan teknologi secara umum mulai mengadopsi aset digital. Pada tahun 2023, sebuah perusahaan pembayaran besar meluncurkan stablecoin-nya sendiri, yang merupakan langkah signifikan pertama yang diambil oleh perusahaan layanan keuangan besar. Sementara itu, beberapa perusahaan manajemen aset terkenal juga telah menciptakan produk reksa dana pasar uang yang ter-tokenisasi dengan fungsi serupa stablecoin.

Dibandingkan dengan yurisdiksi lainnya, lingkungan regulasi di Hong Kong dan Singapura memberikan kerangka yang lebih jelas untuk operasi stablecoin. RUU Stablecoin yang akan datang di Hong Kong dan regulasi aset digital yang maju di Singapura menyediakan jalur kepatuhan tingkat institusi bagi perusahaan yang ingin beroperasi secara legal di bidang ini.