Pengusaha terkenal dunia, Elon Musk, baru-baru ini membuat pernyataan politik yang memicu reaksi keras dari Wall Street. Setelah ia mengusulkan ide untuk mendirikan "Partai Amerika", harga saham TSL (TSLA.O) mengalami big dump hampir 7% pada hari Senin, yang menyebabkan kekayaan pribadinya menyusut sekitar 15 miliar USD dalam satu hari.
Kejadian mendadak ini memicu kekhawatiran investor terhadap perkembangan masa depan TSL. Pasar umumnya percaya bahwa posisi politik Musk dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan subsidi federal, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada bisnisnya.
Menurut data Bloomberg Billionaires Index, kehilangan kekayaan bersih Musk dalam satu hari hampir setara dengan total nilai pasar dari pendatang baru mobil listrik, Rivian. Forbes memperkirakan bahwa seiring dengan penurunan harga saham TSL, kekayaan pribadi Musk telah turun dari 405 miliar dolar menjadi 391 miliar dolar. Meski demikian, ia masih mempertahankan statusnya sebagai orang terkaya di dunia, unggul lebih dari 100 miliar dolar dari posisi kedua.
Penurunan harga saham TSL terjadi dalam konteks pasar yang lesu, yang memperburuk kekhawatiran para investor. Sejak awal tahun, harga saham TSL telah turun 31%, sementara indeks S&P 500 selama periode yang sama justru naik sekitar 4%.
Selain masalah harga saham, TSL juga menghadapi tantangan dalam bisnis. Analis dari JPMorgan menunjukkan bahwa data pengiriman mobil perusahaan tersebut sedang menuju catatan tahunan terburuk sejak 2022. TSL telah melaporkan penurunan jumlah pengiriman mobil listrik selama dua kuartal berturut-turut, tren ini telah memicu keraguan di pasar tentang prospek pertumbuhan masa depannya.
Keterkaitan potensial antara pernyataan politik Musk dan kinerja bisnis TSL telah memicu diskusi tentang risiko yang mungkin ditimbulkan oleh keterlibatan pengusaha dalam politik. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya bagaimana perilaku pribadi pemimpin perusahaan dapat memengaruhi nilai perusahaan, memberikan kesempatan bagi investor dan analis pasar untuk merenungkan.
Lihat Asli
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
Pengusaha terkenal dunia, Elon Musk, baru-baru ini membuat pernyataan politik yang memicu reaksi keras dari Wall Street. Setelah ia mengusulkan ide untuk mendirikan "Partai Amerika", harga saham TSL (TSLA.O) mengalami big dump hampir 7% pada hari Senin, yang menyebabkan kekayaan pribadinya menyusut sekitar 15 miliar USD dalam satu hari.
Kejadian mendadak ini memicu kekhawatiran investor terhadap perkembangan masa depan TSL. Pasar umumnya percaya bahwa posisi politik Musk dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan subsidi federal, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada bisnisnya.
Menurut data Bloomberg Billionaires Index, kehilangan kekayaan bersih Musk dalam satu hari hampir setara dengan total nilai pasar dari pendatang baru mobil listrik, Rivian. Forbes memperkirakan bahwa seiring dengan penurunan harga saham TSL, kekayaan pribadi Musk telah turun dari 405 miliar dolar menjadi 391 miliar dolar. Meski demikian, ia masih mempertahankan statusnya sebagai orang terkaya di dunia, unggul lebih dari 100 miliar dolar dari posisi kedua.
Penurunan harga saham TSL terjadi dalam konteks pasar yang lesu, yang memperburuk kekhawatiran para investor. Sejak awal tahun, harga saham TSL telah turun 31%, sementara indeks S&P 500 selama periode yang sama justru naik sekitar 4%.
Selain masalah harga saham, TSL juga menghadapi tantangan dalam bisnis. Analis dari JPMorgan menunjukkan bahwa data pengiriman mobil perusahaan tersebut sedang menuju catatan tahunan terburuk sejak 2022. TSL telah melaporkan penurunan jumlah pengiriman mobil listrik selama dua kuartal berturut-turut, tren ini telah memicu keraguan di pasar tentang prospek pertumbuhan masa depannya.
Keterkaitan potensial antara pernyataan politik Musk dan kinerja bisnis TSL telah memicu diskusi tentang risiko yang mungkin ditimbulkan oleh keterlibatan pengusaha dalam politik. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya bagaimana perilaku pribadi pemimpin perusahaan dapat memengaruhi nilai perusahaan, memberikan kesempatan bagi investor dan analis pasar untuk merenungkan.