Mengungkap penyebab di balik lambatnya kinerja validator Solana

Menengah7/23/2025, 10:06:24 AM
Perlambatan produksi blok baru-baru ini di jaringan Solana bukan akibat kegagalan teknis, melainkan karena strategi “delayed packing” yang dijalankan validator untuk mengoptimalkan keuntungan. Proyek seperti Jito, Marinade, dan Anza sedang menyiapkan solusi pada level protokol—meliputi penerapan sanksi berbasis tata kelola serta pemangkasan masa tenggang—guna memulihkan performa dan efisiensi jaringan.

Setelah berbagai masalah kode pada Solana berhasil diatasi dalam beberapa tahun terakhir, waktu blok—yakni durasi yang dibutuhkan jaringan untuk memproses blok transaksi baru—terus menurun, bahkan sempat menyentuh level di bawah 400 ms yang menjadi standar Solana.

Namun, selama sebulan terakhir muncul tren baru yang menarik: proses penambahan transaksi baru ke blockchain Solana menjadi lebih lambat dari biasanya karena waktu blok median melonjak. Penyebab utama kondisi ini adalah strategi yang mulai diadopsi validator Solana, yakni memproduksi blok secara perlahan demi keuntungan lebih besar. Anza, Jito, dan Marinade sedang menyiapkan solusi terkait, menurut laporan Blockworks.


Panjang epoch pada jaringan Solana meningkat tajam pada Juni. Sumber: Kamino

Di setiap blok Solana, terdapat validator yang menjadi pemimpin—mereka yang mengumpulkan transaksi, membentuk blok, lalu menyiarkannya ke jaringan. Para pemimpin ini memperoleh biaya transaksi dari blok yang mereka hasilkan. Makin banyak arus pesanan (order flow), makin besar peluang memperoleh biaya, sehingga validator cenderung menunggu dan memproses transaksi selama 500 ms ketimbang 300 ms demi pendapatan lebih besar.

Pada praktiknya, sebagian validator Solana sengaja menunggu hingga batas waktu maksimal untuk mengisi blok sebanyak mungkin demi memaksimalkan hasil, yang berakibat pada bertambahnya durasi epoch Solana.

Kondisi ini jelas tidak optimal untuk jaringan yang menargetkan kecepatan setara Nasdaq. Selain itu, semakin sedikit jumlah epoch dalam setahun, semakin berkurang pula frekuensi perolehan imbalan majemuk bagi para staker. Hal ini diungkap Chief Technology Officer Sol Strategies, Max Kaplan.

Pada Solana terdapat periode tambahan (grace tick), yakni periode di mana pemimpin masih diberi kesempatan mengirim blok. Ini menjaga keadilan bagi validator di lokasi terpencil, tapi sekaligus memberi celah bagi validator untuk sengaja terlambat.

Alternatif klien Solana, Frankendancer, juga baru saja merilis penjadwal yang mengoptimalkan pendapatan. Validator yang menggunakannya cenderung mengisi blok lebih lambat dari biasanya, menurut Kaplan.

Kaplan menekankan bahwa Frankendancer hanya menunda blok secara minor dibanding validator lain yang jauh lebih ekstrem, dan ia tidak melihatnya sebagai “hal buruk”. Selain itu, pola menunda blok bukan hal baru di blockchain proof-of-stake. Namun, upgrade Firedancer justru membuat strategi ini semakin terlihat jelas di Solana. Jump sendiri belum memberikan tanggapan.

Hal menarik, software engineer Firedancer, Michael McGee, turut membahas fenomena ini dalam episode terbaru podcast Lightspeed.

“Salah satu temuan pada validator kami saat ini adalah… [validator] kerap kali memperoleh blok lebih menguntungkan dengan menunda eksekusi transaksi,” papar McGee.

Validator Solana yang nyata-nyata menunda blok umumnya menjalankan versi modifikasi klien Agave-Jito, tutur analis Blockworks Research, Victor Pham.

Contohnya, selama epoch 802 pada pertengahan Juni, median waktu blok Galaxy dan Kiln sama-sama di atas 570 ms. Sejumlah validator anonim juga tergolong lambat, sementara validator Temporal mencatat median waktu blok 475 ms, mengacu data Solana Compass.

Co-founder Kiln, Ernest Oppetit, mengakui validator miliknya—keenam terbesar berdasarkan stake di Solana—pernah menunda slot “untuk beberapa waktu”, namun kini telah menghentikannya.

“Kiln berkomitmen menghadirkan tingkat pengembalian (APY) staking tertinggi tanpa mengesampingkan aspek keamanan. Kami melakukan riset dan pengembangan di berbagai tumpukan layer, termasuk terhadap timing, serta selalu berdiskusi aktif dengan pelanggan, tim pengembang perangkat lunak, dan yayasan. Saat ini kami patuh pada spesifikasi dan tidak melakukan penundaan blok, walaupun banyak pihak lain masih melakukannya. Menurut kami, isu insentif (produksi blok cepat berujung imbalan lebih kecil) harus diatasi di level protokol,” jelas Oppetit.

“Kami bukan alasan utama tren ini diketahui publik,” ujar Direktur Engineering Temporal, Ben Coverston, menanggapi dugaan keterlibatan validatornya dalam praktik blok lambat.

“Sebagai penyedia layanan, kami mendukung konfigurasi validator yang mengutamakan optimalisasi imbal hasil staking untuk klien. Di Solana, ini bisa berarti mengusulkan blok sedikit lebih lambat untuk memastikan perolehan imbalan lebih tinggi. Galaxy juga selalu menyesuaikan diri dengan masukan komunitas dan telah mengatur waktu blok ke rentang yang telah disepakati,” ujar perwakilan Galaxy.

Komunitas validator Solana menilai perlambatan jaringan sebagai tindakan tidak pantas, dan validator yang lambat kini menghadapi kecaman publik.

Dalam waktu dekat, sanksi nyata juga kemungkinan menanti. Blockworks mengungkapkan Jito berencana memasukkan validator lambat ke daftar hitam pool staking miliknya—pool terbesar di Solana saat ini.

Presiden Jito Foundation, Brian Smith, menyampaikan organisasi tengah menyiapkan proposal tata kelola agar komite diberi wewenang mengeluarkan validator lamban dari himpunan delegasi JitoSOL. Draf ini akan segera dibuka untuk diskusi komunitas dalam beberapa hari ke depan.

Michael Repetny, co-founder Marinade, pool staking terbesar ketiga di Solana, juga menegaskan pihaknya “[mempertimbangkan] mengusulkan aturan tegas terkait validator lambat ke dalam tata kelola untuk membahas manfaat dan risiko strategi delegasi tersebut.”

Dukungan juga sedang disiapkan pada level protokol. Repositori GitHub Anza memunculkan proposal pemangkasan durasi grace tick Solana hingga 50%. Selain itu, pembaruan besar konsensus Solana diyakini akan menyelesaikan isu ini.

“Alpenglow akan menjadi solusi karena memungkinkan sistem skip votes (pemungutan suara untuk melewati blok),” jelas Vice President Core Engineering Anza, Brennan Watt.

Watt memaparkan melalui podcast Lightspeed terbaru, Anza menargetkan Alpenglow aktif di mainnet sebelum konferensi Breakpoint Solana pada Desember.

Penafian:

  1. Artikel ini merupakan hasil reproduksi dari [Blockworks]. Hak cipta sepenuhnya milik penulis asli [Jack Kubinec]. Jika Anda ingin mengajukan keberatan atas reproduksi ini, silakan hubungi tim Gate Learn. Kami akan menanganinya dengan segera.
  2. Penafian: Seluruh isi dan pendapat dalam artikel ini sepenuhnya merupakan pandangan penulis dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi apa pun.
  3. Penerjemahan artikel ke berbagai bahasa dilakukan tim Gate Learn. Kecuali disebutkan sebaliknya, dilarang menyalin, mendistribusikan, atau memplagiat artikel terjemahan ini.

Bagikan

Mulai Sekarang
Daftar dan dapatkan Voucher
$100
!